• Susan Octriana, S.Pd.
  • Umum
  • 2020-07-20 11:25:11

Bimbingan konseling (BK) tidak asing tentu Anda dengar kata itu, kata BK sudah sangat dikenal dalam program pikiran kita khususnya anak-anak generasai sekarang.

Ada apa dengan BK ?

Saya tidak akan bercerita spesifik apa itu ruang BK, guru BK, dan bagaimana sih mekanisme penanganan bimbingan dan konseling di sana.

Saya yakin bahwa hadirnya guru BK dan ruang BK pasti memiliki tujuan dan harapan yang besar. Salah satunya adalah untuk memberikan support pada peserta didik terkait persoalan yang menghambat proses belajar dan mengajar.

Harapannya dengan adanya guru BK, peserta didik dapat terfasilitasi untuk dapat mengekspresikan apapun kondisinya (state) yang menghambat atau mengganggu proses belajar khususnya terkait psikologi atau pikiran.

Dan di sinilah diharapkan guru BK bisa berperan dalam memfasilitasi dan mengatasi persoalan yang dihadapi mereka. Tentunya seorang guru BK sejatinya adalah seorang guru yang benar benar profesional dan memiliki kompetensi yang cukup sebagai konselor.

Persepsi: Masalah Vs Persoalan
Menariknya beberapa survei jalanan kecil yang saya terapkan pada beberapa anak anak usia sekolah SMP dam SMA, didapati sebagian besar anak sekitar 70% memiliki persepsi bahwa ruang BK dan guru BK itu momok yang negatif.

Jangankan datang ke ruang BK untuk konsultasi, dipanggil aja tidak dapat membayangkan. Mereka sebagian besar menganggap bahwa siapa saja yang dipanggil BK berarti anak yang bermasalah.

Sebagian yang lain sekitar 20 % mereka sangat nyaman dengan ruang BK karena mereka aktif di organisasi sekolah, baik OSIS, PMR, Pramuka. Bahkan sering berinteraksi di ruang BK, baik konsultasi tentang jenjang pendidikan lanjutan, konsultasi pribadi dan lain sebagainya.

Menarikya saat ditanya mengenai BK, bahwa sebagian besar dari mereka yang telah terfasilitasi konseling di BK, masih memiliki persepsi bahwa BK adalah ruang yang digunakan untuk orang yang punya masalah.

Setiap orang yang datang ke ruang BK atau justru dipanggil identik dengan siswa bermasalah atau peserta didik yang bermasalah.

Nah, ironis memang saat diharapkan BK menjadi fasilitas yang tepat untuk menggali potensi minat dan bakat, tapi dalam persepsi umum masih dianggap ruang bagi anak anak yang bermasalah.

Sebagai praktisi hipnoterapi, saya melihat sederhana saja ini soal persepsi yang kurang tepat (negatif) yang menurun dari generasi sebelumnya bahwa BK sebagai tempat anak yang bermasalah.

Padahal kalau kita coba sosialisasikan dan edukasikan pada pesera didik secara masif bahwa BK bukan tempat orang yang bermasalah, tapi orang yang punya persoalan dan edukasikan bahwa peram BK membantu peserta didik memandu menyelesaikan persoalan tersebut, bisa jadi rasanya akan beda.

Bimbingan Konseling Rasa Penyidikan
Kebetulan beberapa bulan ini di Griya Hipnoterapi MPC beberapa klien datang dengan persoalan terkait perilaku anak, baik yang ia sampai dikeluarkan dari sekolah dikarenakan perilakunya dan ada yang masih sekolah, tentunya dengan kondisi yang menarik untuk diuraikan benang merahnya.

Ini menarik, beberapa dari mereka merasa bahwa kalau di BK tidak dapat solusi, tidak didengarkan dengan baik, bahkan sebagian lagi merasa seperti diintrogasi dan dituduh melakukan sesuatu yang tidak dilakukan.

Semakin miris lagi apabila ternyata ada oknum guru BK yang juga tidak bisa menjaga privasi dan meceritakan persoalan pada guru lain dan siswa yang aktif di organisasi sekolah.

Bisa jadi ini hanya terjadi di sekolah sekolah tertentu saja, artinya tidak semua tapi ini akan sangat berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak kalau ia memiliki hambatan dalam belajar, baik karena masah di rumah, masalah di sekolah atau masalah perilaku, sejatinya anak sangat mudah diubah dan diedukasi ketika pola kalimat tepat.

Masih adanya persepsi bahwa anak yang datang ke BK adalah anak bermasalah.

Perlu Edukasi dan Sosialisasi tentang BK
Sekolah sangat perlu untuk mensosialisasi apa itu BK, tugas, dan fungsinya, fasilitas atau layanan konseling pasa semua peserta didik tanpa kecuali.

Sosialisasi ini harus dilakukan secara sistematis dan masif, rutin di kelas dan atau melibatkan organisasi sekolah untuk memutus mata rantai persepsi yang salah tentang BK.

Ubah persepsi bahwa bukan anak bermasalah yang ke BK tapi semua anak yang punya persoalan atau hambatan dalam belajar terkait pikiran dan perilaku bisa datang ke BK untuk dibantu (konsultasi).

Add comment

Jl.Lingkar Utara Bekasi Kel. Perwira Kec. Bekasi Utara (sebelah BSI Kaliabang) Raya Bekasi KM.27 Pondok Ungu

Email : admin@smktarunabangsa.sch.id

Pengumuman

© 2024 SMK Taruna Bangsa Kota Bekasi. All Rights Reserved.