• Surahman, S.Pd.
  • Kewirausahaan
  • 2020-02-06 10:58:07

Kewirausahaan di Era Globalisasi

 
Pengantar
Secara historis dan kosensus jika sebuah negara ingin maju minimal harus memiliki wirausaha 2 persen dari jumlah penduduk untuk menopang perekonomian. REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga mengatakan, bahwa jumlah pengusaha di Indonesia hanya sekitar 1,65 persen dari jumlah penduduk saat ini. "Kita kalah jauh dibandingkan dengan negara tetangga. Misalnya Singapura sebesar tujuh persen, Malaysia lima persen, dan Thailand empat persen," kata Puspayoga dalam acara "Penghargaan Wirausaha Muda Mandiri", Kamis (12/3/2015).. Masih minimnya jumlah pelaku usaha di Indonesia berdasarkan data yang ada secara tidak langsung dinilai mengancam pertahanan ekonomi nasional. Melihat kenyataan ini merubah mindset masyarakat tentulah sangat penting untuk mau berperan serta dalam menciptakan lapangan usaha, dalam hal ini dibutuhkan kepribadian wirausaha dalam diri seseorang untuk berwirausaha. Dengan adanya pribadi  berwirausaha  akan menjadikan  seseorang untuk lebih giat mencari dan memanfaatkan peluang usaha dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki.  Hal ini bertujuan untuk membangun mental masyarakat  agar tidak sekedar menjadi pencari kerja,  tapi pencipta lapangan kerja dengan melihat Fenomena bahwa   pertumbuhan, perkembangan dan komposisi  penduduk  tak  dapat dipisahkan dengan perkembangan ekonomi secara makro ,  karena proses  penciptaan lapangan kerja mengacu kepada kecenderungan pergerakan sektor  ekonomi.
Perubahan Iklim Dunia Usaha Gerbang abad milenium baru atau di era globalisasi, dunia telah terbuka  khususnya sejak awal millennium lalu, yang ditandai dengan menisbinya batas-batas wilayah antar negara di dunia dalam segala aspek sumber daya. Era globalisasi  dalam dunia usaha terjadi persaingan yang ketat dan tajam, sehingga berbagai peluang pasar akan menjadi ajang perebutan yang seru. Karenanya, jiwa dan sikap kewirausahaan  sangat dibutuhkan, agar tercipta lapangan kerja baru, yang diharapkan  akan membantu melonggarkan kondisi krisis negara tercinta kita. Oleh sebab itu, pribadi wirausaha kreatif, inovatif, serta berani mengadapi resiko dalam ganasnya persaingan mencari kerja pada terbatasnya lapangan kerja, perlu ditanamkan dalam pendidikan kewirausahaaan sehingga output universitas berani menjadi wirausaha, menciptakan lapangan kerja untuk dirinya dan juga untuk orang lain.
Wirausaha adalah seorang yang mengorganisir, mengelola, dan memiliki keberanian menghadapi resiko. Sebagai  pengelola  dan  pemilik  usaha ( business owner manager ) atau pelaksana usaha kecil ( small business operator ), ia harus memiliki kecakapan untuk bekerja, kemampuan mengorganisir, kreatif, dan lebih menyukai tantangan.
 
 
Pembahasan
A.Kewirausahaan Era Globalisasi
Pada Era globalisasi,  kewirausahaan sudah lebih dari sekedar mengorganisasi karena bisa terdiri dari pencipta, pemodal, dan pelaku inovasi. Di zaman ini, yang menjadi tulang punggung kesuksesan dari sebuah bisnis adalah kreatifitas seorang wirausahawan itu sendiri. Jadi kewirausahaan adalah seorang manajer resiko yang dengan kemampuan kreatifitasnya bisa mengoptimalkan segala sumber daya yang ada, baik itu sumber daya materil, kapasitas intelektual, maupun waktunya untuk menghasilkan produk atau usaha yang berguna bagi diri sendiri maupun orang lain. Karena abad milenium ini masa depan itu milik sang pemberani,inovatif dan punya pribadi wirausaha dan mereka yang memiliki pengetahuan
Menurut Peter Drucker (1993) globalisasi merupakan era masyarakat pengetahuan dengan sumber daya utama masyarakat bukan lagi bertumpuh pada alam, namun pada pengetahuan. “That its primary resource will be knowledge”. Masyarakat berubah dari masyarakat tunggal yang berenergi politik, menjadi masyarakat pluralistik yang berenergi ekonomi. Semua institusi pemerintah maupun swasta dari negara-negara di Dunia membuat kompetisi global sebagai sasaran strategi mereka. “All institution have to make global competitiveness as their strategic goal.” (Sinaga, 2005)
Dalam konteks persaingan global yang semakin terbuka seperti sekarang ini, banyak tantangan yang harus dihadapi. Setiap negara harus bersaing dengan menonjolkan keunggulan sumber daya masing-masing. Negara-negara yang unggul dalam sumber dayanya akan memenangkan persaingan. Sebaliknya negara-negara yang tidak memiliki keunggulan bersaing dalam sumber daya akan kalah dalam persaingan dan tidak akan mencapai banyak kemajuan, negara-negara yang memiliki keunggulan bersaing adalah negara yang dapat memperdayakan sumber daya ekonominya (conomic empowering) dan memberdayakan sumber daya manusianya (resources empowering) secara nyata. Sumber-sumber ekonomi dapat diberdayakan apabila sumber daya manusia memiliki keterampilan kreatif dan inovatif. Di Indonesia, sumber daya manusia betul-betul menghadapi tantangan dan persaingan yang kompleks.
Seakan berpacu dengan waktu, pada tahun 2015 ini pula (tepatnya pada Desember 2015) hingga sekarang kita dihadapkan pada Masyarakat Ekonomi ASEAN / MEA (ASEAN Economic Communities). Suatu era yang menyatukan Negara-negara di kawasan Asia Tenggara menjadi “satu basis pasar dan produksi”. Dimana akan terjadi arus bebas produk, jasa, investasi, tenaga kerja, dan modal, yang semuanya bermuara pada prinsip pasar terbuka bebas hambatan.
Ambisi ASEAN membentuk MEA salah satunya didorong oleh perkembangan eksternal dan internal kawasan. Dari sisi eksternal, Asia diprediksi akan menjadi kekuatan ekonomi baru, dengan disokong oleh India, Tiongkok, dan negara-negara ASEAN. Saat ini saja, berdasarkan Laporan Bank Dunia (2014), dengan menggunakan paritas daya beli (PPP) dolar internasional, ekonomi ASEAN menyumbang 6 persen terhadap PDB global. Hal ini menjadikan ASEAN sebagai blok ekonomi terbesar kelima di dunia setelah NAFTA (20 persen), EU (17 persen), China (16 persen), dan India  (7 persen). Sedangkan dari sisi internal kawasan, krisis keuangan Asia pada tahun 1997/1998 memberikan motivasi lebih lanjut terhadap agenda integrasi regional guna membangun ketahanan yang lebih kuat menghadapi ketidakstabilan keuangan makro. Selain itu, ASEAN juga memiliki pertumbuhan kelas menengah berusia muda yang sangat pesat yang dapat memberikan sumber pertumbuhan baru di kawasan ini, maka dalam hal ini Keunggulan komparatif: ketersediaan sumber daya alam dan tenaga kerja bukan jaminan, yang dibutuhkan adalah keunggulan kompetitif: penguasaan sains pengetahuan dan teknologi. Dengan sains pengetahuan dan teknologi, para wirausaha dalam berbisnis dapat menciptakan nilai, menerobos hambatan, dan membuka peluang kewirausahaaan yang berdaya saing tinggi.
B. Peranan dan Fungsi Kewirausahaan

     Bangsa ini kini tengah terperangkap dalam jumlah utang yang signifikan, dan euforia kedaerahan yang mengarah ke disintegrasi bangsa. Indonesia kini hanya bertahan hidup berkat bantuan pinjaman negara-negara donor dan lembaga-lembaga keuangan internasional lainnya menghadapi dilema, yakni, Indonesia berdasarkan rekomendasi dari negara-negara donor, dan lembaga keuangan Internasional seperti IMF dan Bank Dunia harus membuka pasar berdasarkan mekanisme pasar global.Angka pengangguran yang semakin meningkat, menurunnya daya beli (purchasing power) masyarakat, keterpurukan dunia industri dan perbankan nasional sebagai tulang punggung perekonomian nasional, kualitas SDM yang masih memprihatinkan, dan ketidakpastian program nasional dalam pembangunan berkelanjutan (sustainable developmental) kesemuanya merupakan faktor-faktor yang dilematis di dalam ketidakpastian pemulihan ekonomi Indonesia.
Untuk mengatasi berbagai persoalan bangsa khususnya dalam keterpurukan ekonomi bangsa ini membutuhkan orang-orang yang memiliki jiwa wirausaha, yakni suatu semangat sikap mental positif (SMP) yang mengutamakan kinerja dan produktifitas dalam mengoptimalkan pencapaian target (goals). Oleh karena itu, semakin banyak anak bangsa yang memiliki jiwa wirausaha, semakin terbuka lapangan pekerjaan yang berdampak positif bagi pengurangan pengangguran dan peningkatan daya beli (purchasing power) masyarakat. Dengan demikian, masyarakat akan semakin apresiatif yang berdampak positif bagi kemajuan bangsa dan negara Indonesia tercinta ini. Hal ini jugalah yang mempengaruhi dinamika masyarakat dalam perkembangan bisnis, yakni:
- Perkembangan sains dan teknologi akan mempengaruhi perkembangan dinamika masyarakat.
- Dinamika masyarakat akan mempengaruhi kebutuhan akan sesuatu produk bagi masyarakat.
- Perkembangan kebutuhan produk akan mempengaruhi perkembangan kegiatan bisnis untuk menghasilkan produk tersebut. Lebih lanjut dalam hal ini, perkembangan kegiatan bisnis ini muncul dari fenomena dinamika masyarakat melalui kejelian para enterpreneur dalam merespon, menciptakan solusi tantangan fenomena tersebut menjadi hal yang nyata sebagai suatu peluang-peluang baru di dunia bisnis.
C. Konsep Peranan Kewirausahaan
Wirausahawan merupakan generator penggerak perekonomian nasional melalui penciptaan lapangan pekerjaan. Keadaan ini, akan berdampak positif bagi peningkatan daya beli masyarakat dan pendapatan negara. Semakin tinggi pendapatan negara, kemampuan negara untuk membiayai pembangunan secara berkelanjutan semakin terjamin.
Tantangan persaingan global, tantangan pertumbuhan penduduk, tantangan pengangguran, tantangan tanggung jawab sosial, keanekaragaman ketenagakerjaan, dan tantangan etika, tantangan kemajuan tekonologi dan ilmu pengetahuan, dan tantangan gaya hidup beserta kecenderungan-kecenderungannya merupakan tantangan yang saling terkait satu sama lain. Dalam persaingan global, semua sumber daya antar-negara akan bergerak bebas tanpa batas. Sumber daya alam, sumber daya manusia, ilmu pengetahuan, teknologi, dan gaya hidup akan bergerak melewati batas-batas negara. Hanya sumber daya yang memiliki keunggulanlah yang dapat bertahan dalam persaingan. Demikian juga pertumbuhan penduduk dunia yang cepat disertai persaingan yang tinggi akan menimbulkan berbagai angkatan kerja yang kompetitif dan akan menimbulkan pengangguran bagi sumber daya manusia yang tidak memiliki keunggulan dan daya saing yang kuat.
Untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut diperlukan sumber daya yang berkualitas yang dapat menciptakan berbagai keunggulan, baik keunggulan komparatif (comparative advantages) maupun keunggulan kompetitif (competitive advantages), di antaranya melalui proses kreatif dan inovatif wirausaha.
Untuk dapat bersaing di pasar global sangat diperlukan barang dan jasa yang berdaya saing tinggi yaitu barang dan jasa yang memiliki keunggulan-keunggulan tertentu. Untuk menghasilkan barang dan jasa yang berdaya saing tinggi diperlukan tingkat efisiensi yang tinggi. Tingkat efisiensi yang tinggi ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang tinggi, yaitu sumber daya manusia yang profesional dan terampil yang dapat menciptakan nilai tambah baru dan mampu menjawab tantangan baru. Selanjutnya kualitas sumber daya manusia yang tinggi tersebut hanya dapat ditentukan oleh sistem pendidikan yang menghasilkan sumber daya yang kreatif dan inovatif. Sumber daya kreatif dan inovatif hanya terdapat pada wirausaha. Oleh sebab itu wirausahalah yang mampu menciptakan keunggulan bersaing melalui kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
 
D. KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN
Seorang wirausaha yang sukses pasti memiliki kompetensi , yakni memiliki  ilmu pengetahuan,  keterampilan, dan  kualitas individu  yang  meliputi sikap, motivasi, nilai, serta tingkah laku yang  diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan / kegiatan. Keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan  oleh seorang wirausaha  adalah (1)  keterampilan manajerial ( managerial skill ), (2) keterampilan konseptual ( conceptual skill ), (3) keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi, dan berelasi (human skill ), (4) keterampilan merumuskan masalah dan mengambil keputusan ( decision making skill ), (5) ke-terampilan mengatur dan menggunakan waktu ( time management skill ), (6) dan keterampilan teknik lain yang secara spesifik.  Wirausaha juga harus memiliki sikap positif, motivasi, dan selalu berkomitmen terhadap pekerjaan yang sedang dilakukannya.
  Sehingga dapat dikatakan bahwa kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan individu atau personality ) seorang wirausaha akan berpengaruh  terhadap  kinerja  atau performance -nya orang itu.Hendaknya seorang wirausaha memiliki kepribadian berupa kepemilikan atas pengetahuan, keterampilan atau kecakapan yang dilengkapi dengan sikap dan motivasi untuk selalu berprestasi.
Dari uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa kompetensi inti ( core competency ) kewirausahaan adalah (1) kreativitas dan inovasi, guna menciptakan nilai tambah untuk meraih keunggulan, yang tercipta melalui pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan,  (2) Pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan, untuk menciptakan daya saing khusus agar memiliki posisi tawar-menawar yang kuat dalam persaingan
 
 

Add comment

Jl.Lingkar Utara Bekasi Kel. Perwira Kec. Bekasi Utara (sebelah BSI Kaliabang) Raya Bekasi KM.27 Pondok Ungu

Email : admin@smktarunabangsa.sch.id

Pengumuman

© 2024 SMK Taruna Bangsa Kota Bekasi. All Rights Reserved.