• Susan Susanti, S.Pd.
  • Bahasa
  • 2020-12-20 22:32:50

Sunda dalam Kebudayaan Sunda apakah dipahami sebagai sebuah etnisitas atau sebagai wilayah geografis. Manakala Sunda dipahami sebagai sebuah wilayah geografis maka untuk menetapkan mana yang dimaksud wilayah atau tanah Sunda bukanlah merupakan hal yang mudah. Jawa Barat sebagai tempat bermukimnya urang Sunda tidaklah lantas dapat dikatakan sebagai wilayah Sunda. Era otonomi daerah yang kini bergerak kencang semakin memperlihatkan sulitnya wilayah Jawa Barat untuk dapat dikatakan sebagai tanah Sunda. 

Selanjutnya, apabila Sunda dipahami sebagai sebuah etnis, maka permasalahannya tidaklah serumit mendefinisikan wilayah atau tanah Sunda. Dalam kaitan ini, urang Sunda secara sederhana dapat diartikan sebagai orang yang mengaku dirinya dan diakui oleh orang lain sebagai orang Sunda. Dalam pengertian tersebut setidaknya tercakup dua kriteria besar yang dapat dijadikan pegangan untuk menyebut seseorang sebagai urang Sunda atau bukan urang Sunda. Kriteria pertama didasarkan atas keturunan atau hubungan darah. Dengan demikian, seseorang dikatakan urang Sunda apabila orang tuanya, baik dari pihak ayah maupun ibu, atau keduanya adalah orang Sunda, terlepas dimana ia berada atau dibesarkan. Kriteria kedua didasarkan atas sosial budaya. Seseorang dikatakan urang Sunda apabila ia dibesarkan dalam lingkungan sosial budaya Sunda dan dalam hidupnya menghayati serta mempergunakan norma-norma dan nilai budaya Sunda. Dalam kriteria kedua ini, yang diangggap penting adalah tempat tinggal, kehidupan sosial budaya, dan sikap orangnya. Jika Sunda dalam kekuasaan Sunda dipahami sebagai sebuah etnisitas semata, maka Kebudayaan Sunda adalah merupakan hasil karya, karsa, dan cipta urang Sunda itu sendiri.

Kebudayaan Sunda termasuk salah satu kebudayaan suku bangsa di Indonesia yang berusia tua. Bahkan dibandingkan dengan kebudayaan Jawa sekalipun, kebudayaan Sunda sebenarnya termasuk kebudayaan yang berusia relatif lebih tua, setidaknya dalam hal proses pengenalan terhadap budaya tulisan.  Budaya lisan dalam Kebudayaan Sunda sebenarnya merupakan budaya yang telah lama akrab dengan komunitas Sunda, bahkan usianya jauh lebih tua dibandingkan dengan budaya baca dan tulisan. Namun budaya isanl dalam pengertian kapasitas untuk mengemukakan pendapat serta berjiwa besar dalam menghadapi pendapat yang berbeda masih merupakan barang yang masih amat sangat langka dalam Kebudayaan Sunda. Tradisi lisan Sunda tampaknya baru mampu menghargai komunikasi model monolog dan bukannya dialog. Akibatnya kemampuan untuk menyampaikan pendapat dan menerima pendapat yang berbeda dalam Kebudayaan Sunda merupakan barang yang teramat mewah. Padahal, kapasitas untuk mengemukakan pendapat dan menerima pendapat yang berbeda ini menjadi salah satu dasar bagi munculnya daya hidup dan mutu hidup kebudayaan yang berkualitas. Kapasitas mengemukakan pendapat pada dasarnya merupakan representasi dari kemampuan bernafas dan mencerna, sementara kapasitas menerima dengan jiwa besar pendapat yang berbeda lebih merupakan representasi dari kemampuan berkoordinasi dan berorganisasi, kemampuan beradaptasi, kemampuan mobilitas, kemampuan tumbuh dan berkembang, serta kemampuan regenerasi.

untuk itulah menjadi tanggungjawab besar bagi generasi urang sunda untuk dapat menjaga kelestarian budaya sunda agar tetap menjadi sebuah realitas yang nyata bukan hanya sekedar menjadi mitos di daerahnya sendiri, dengan membiasakan dalam berucap dan tulisan.

Add comment

Jl.Lingkar Utara Bekasi Kel. Perwira Kec. Bekasi Utara (sebelah BSI Kaliabang) Raya Bekasi KM.27 Pondok Ungu

Email : admin@smktarunabangsa.sch.id

Pengumuman

© 2024 SMK Taruna Bangsa Kota Bekasi. All Rights Reserved.