• Susan Susanti, S.Pd.
  • Bahasa
  • 2019-06-18 13:00:44
Bahasa dari bahasa Sanskerta bhasa adalah kapasitas khusus yang ada pada manusia untuk memperoleh, dan menggunakan sisitem komunikasi yang kompleks, dan sebuah bahasa adalah contoh spesifik dari sisitem tersebut. Kajian ilmiah terhadap bahasa disebut dengan linguistik. Bahasa sunda adalah sebuah bahasa dari cabang melayu-polinesia dalam rumpun bahasa Austronesia. Bahasa ini dituturkan oleh setidaknya 42 juta orang dan merupakan bahasa ibu dengan penutur terbanyak kedua di Indonesia setelah Bahasa Jawa. Bahasa sunda dituturkan di hampir seluruh provinsi Jawa Barat dan Banten, serta wilayah barat Jawa Tengah mulai dari Kali Brebes (Sungai Cipamali) di Wilayah Kabupaten Brebes dan Kali Serayu (Sungai Ciserayu) di Kabupaten Cilacap, di sebagian kawasan Jakarta, serta di seluruh Provinsi di Indonesia dan luar negeri yang menjadi daerah urbanisasi suku sunda. (Wikipedia bahasa indonesia, ensiklopedia bebas).
Jadi Bahasa sunda adalah alat komunikasi yang di gunakan oleh suatu masyarat yang berada di tatar Sunda dan merupakan suatu warisan yang berharga dari nenek moyang. Bahasa Sunda merupakan bahasa ibu husunya di jawa barat, dan budayanya yang terkenal dengan masyarakat yang santun, sopan, ramah tamah, dan suka bergotong royong. Tetapi itu dulu, bahasa dan budaya Sunda atau kebiasaan nya dijaman sekarang sudah mulai berkurang dimana yang dulu penuh dengan masyarat yang harmonis dan mempunyai tatakrama sopan santun sekarang sudah berkurang baik dari segi bahasa maupun kebiasaan dari masyarakatnya. Sekarang bahasa sunda mulai ditinggalkan oleh generasi penerusnya, karena generasi sekarang lebih memilih berbahasa indonesia dan terus belajar bahasa inggris yang di anggap bahasa gaulnya. Sehingga bahasa Sunda kurang  di pergunakan dalam kehidupan sehari-hari, padahal berbicara menggunakan bahasa Sunda yang baik adalah suatu hal yang indah di dengar ketika masyarakat Sunda berbicara menggunakan bahasa Sunda dengan baik dan benar, karena Sunda itu artinya Indah dan dihiasi dengan kebaikan.
Bukti bahasa sunda mulai dilupakan yaitu kebanyakan masyarakat khusunya di Jawa Barat banyak sehari-harinnya komunikasi menggunakan bahasa Indonesia. Kebanyakan guru-guru di TK, PAUD, dan di SD pertama kali yang dikenalkan dan di dengarkan bahkan yang dipelajarinya juga adalah bahasa Indonesia. Seharusnya anak-anak itu dikenalkan dengan bahasa daerahnya sendiri yang merupakan warisan yang paling berharga dari nenek moyang kita. Bukan berarti tidak boleh menggunakan bahasa indonesia tetapi kita juga harus melestarikan bahasa Sunda dan menjaganya agar tidak punah dengan cara menggunakan nya dalam kehidupan sehari-hari. Kalau bahasa Sunda terus di abaikan tidak mustahil kalau para pakar linguistik memprediksi bahasa Sunda 40 tahun lagi akan punah, karena disebabkan masyarakatnya tidak peduli terhadap bahasa ibunya sendiri dan ketika bahasa Sudah punah maka dengan otomatis budayannya juga akan musnah.
Di jaman modern ini bahasa sunda di anggap jadul oleh sebagian orang dan katanya tidak dipelajari juga akan bisa karena mereka tinggal di tatar Sunda jadi dengan otomatis tidak di pelajari juga tetap akan bisa. Tetapi kenyataanya banyak orang Sunda yang tidak tahu bahasa Sunda yang baik dan benar itu, misalnya sebagian masyarakat yang tinggal di daerah Bandung dan Bogor bahasa Sunda sudah tidak di gunakan lagi dalam komunikasi sehari-harinya, dan sangat jarang ketika kita ke Bandung atau ke Bogor orang Sunda berbicara bahasa Sunda pasti kebanyakan dari mereka menggunakan bahasa Indonesia. Dengan demikian ada kemungkinan bahasa Sunda tersebut 40 tahun lagi akan punah. Anak-anak juga paling mengenal Bahasa Sunda yang sangat kasar itu juga cuman tahu bahasanya sebagian saja.
Budaya Sunda merupakan kebiasaan orang sunda, cirihas orang sunda, dan lingkungan hidup orang sunda. Dimana orang sunda itu mempunyai berbagai adat istiadat, kesenian, dan hidup dilingkungan yang harmonis yang di kenal dengan “silih asah, silih asih, jeung silih asuh, tetapi bahasa dan budaya Sunda di jaman modern ini sudah sampai tertinggal oleh pengaruh globalisasi, teknologi, dan budaya barat, karena orang-orang Sunda di jaman sekarang seperti tidak peduli terhadap budayanya sendiri, padahal budaya Sunda merupakan warisan yang sangat berharga karena memiliki anekaragam budaya misalnya kesenian dari mulai wayang golek, jaipong, cianjuran, angklung, calung, kendang penca, beluk, kiliningan, ketuk tilu, kuda lumping, tarawangsa, sandiwara, reog, longser, lais, debus, ubrug, ujungan dombret, kawih, gending karesmen, bangbarongan, dan gondang. Kesenian tersebut hanya sebagian dan masih banyak lagi keseniah yang berada di tatar pasundan dan katanya kesenian sunda yang pernah hidup lebih dari tiga puluh ragam kesenian.
Di jaman modern ini kebiasaan orang sunda mulai punah karena dampak dari pengaruh teknologi yang digunakan dengan cara yang tidak baik, kita lihat 15 tahun kebelakang kebiasaan anak-anak yang berada di tatar sunda dalam sehari-harinya suka bermain dari mulai rerbonan, congkak, encrak, paciwit-ciwit lutung, ciciripit, susumputan, langlayangan dan masih banyak lagi, dan apabila menjelang sore biasanya mereka berkumpul di sebuah lahan atau lapangan untuk bermain terus mereka bersholawat di mesjid ketika menunggu adzan magrib dan langsung mengaji. Tetapi di jaman sekarang sudah terasa kebiasaan tersebut sudah hampir tidak ada lagi dan terbukti di perkotaan kebiasaan tersebut sudah tidak ada lagi. Di jaman sekarang anak-anak Sunda biasanya malas dengan mengaji dan memilih lebih baik nonton tv atau main game. Itu merupakan pengaruh yang akan mempercepat musnahnya budaya Sunda karena generasi penerusnya sudah tidak mengetahui lagi budaya Sunda tersebut.
Masyarat Sunda di jaman modern ini kebanyakan hanyalah menjadi penonton di rumahnya sendiri dan tertinggal baik dalam aspek politik, pengetahuan, teknologi dan ekonomi oleh orang-orang asing yang tinggal di tatar Sunda. Tetapi pengaruh negatif kebiasaan orang asing sangat cepat mempengaruhi orang-orng Sunda misalnya dari pakaian, pergaulan dan gaya hidup sehingga budayanya di biarkan begitu saja dan ditinggalkan dan lebih memilih gaya orang-orang asing yang mereka anggap paling tren.
Oleh karena itu, genersi pewaris bahasa dan budaya Sunda harus menjaga dan melestarikannya, berapa banyak anak-anak yang sangat mengetahui band dan musik modern orang asing tetapi mereka sama sekali tidak mengetahui kesenian dan lagu-lagu budayanya sendiri. Maka kalau tidak sekarang kapan lagi, mari kita lestarikan bahasa dan budaya Sunda dengan cara selalu menggunakan bahasa Sunda yang baik dalam kehidupan sehari-hari, kita jangan terbawa oleh arus jaman tetapi jaman harus bisa dikendalikan oleh kita. Masyarakat sunda dan pemerintahpun harus sama-sama menjaga dan melestarikanya karena lebih baik menjaga daripada mempermasalahkan ketika budaya kita sudah diakui oleh orang asing (negara lain).

Add comment

Jl.Lingkar Utara Bekasi Kel. Perwira Kec. Bekasi Utara (sebelah BSI Kaliabang) Raya Bekasi KM.27 Pondok Ungu

Email : admin@smktarunabangsa.sch.id

Pengumuman

© 2024 SMK Taruna Bangsa Kota Bekasi. All Rights Reserved.