• Wibowo Adi Nugroho
  • Matematika
  • 2020-06-20 11:51:27

BILANGAN ,00 DALAM RUPIAH

D

lam bukunya, Al-Khawarizmi memperkenalkan kepada dunia ilmu pengetahuan angka 0 (nol) yang dalam bahasa Arab disebut sifr . Sebelum Al-Khawarizmi memperkenalkan angka nol, para ilmuwan mempergunakan abakus, semacam daftar yang menunjukkan satuan, puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya, untuk menjaga agar setiap angka tidak saling tertukar dari tempat yang telah ditentukan dalam hitungan.

https://2.bp.blogspot.com/-mYi07HVHOdY/V2gHKi2G1wI/AAAAAAAAAEM/EL2ay5IF7ywJo1Rx7mCwapgFIhouVy6BgCLcB/s1600/images.jpg

Akan tetapi, hitungan seperti itu tidak mendapat sambutan dari kalangan ilmuwan Barat ketika itu, dan mereka lebih tertarik untuk mempergunakan raqamal-binji (daftar angka Arab, termasuk angka nol), hasil penemuan al-Khawarizmi. Dengan demikian, angka nol baru dikenal dan dipergunakan orang Barat sekitar 250 tahun setelah ditemukan Al-Khawarizmi.

Apa itu nol ?

Nol adalah angka yang merupakan unsur identitas dalam penjumlahan atau pengurangan. Maksudnya, jika sebarang bilangan (real ataupun imajiner) dijumlahkan atau dikurangi dengan nol, maka akan diperoleh bilangan semula. Perkalian dengan nol menghasilkan nol. Ini namanya bukan identitas perkalian. Karena identitas dari perkalian itu adalah 1. Karena sebarang bilangan real (kecuali nol) dikalikan 1 sama dengan bilangan itu sendiri. Jika perkalian dengan nol ini disebut sifat. Coba sekarang kedua ruas dikalikan a (sebarang bilangan real), maka hasilnya adalah

a x 1 + a x 0 = a x 1

Sekarang kedua ruas dikurangi a x 1, maka dihasilkan

a x 0 = a x a – a x 1

Sama dengan a x 0 = 0

Nol dibagi dengan angka berapapun (kecuali nol), maka hasilnya adalah 0. Bagaimana dengan ini : a x 0 = 0, tadi yang kita bahas sebelumnya. Kalau kedua ruas dikalikan dengan 1/a dengan a ≠ 0. Maka menghasilkan :

a x 0 x 1/a = 0 x 1/a

Jadi, kita peroleh 0/a = 0

Nol itu bukan bilangan positif. Nol itu masuk di dalam kategori netral. Bukan positif dan juga bukan negatif.

Jadi, dibagi menjadi 3 kategori, Positif, Negatif dan Netral.

Positif itu lebih dari 0 (>0)

Negatif itu kurang dari 0 (<0)

Netral itu sama dengan 0 (=0)

Jadi, himpunan bilangan netral hanya ada satu, yaitu nol saja 0 = -0.

Bilangan tidak nol jika dipangkatkan nol, sama dengan 1.

10 = 1

20 = 1

30 = 1

Bagaimana jika ada dua angka nol?

Meski angka nol ada dua tanpa didampingi dengan simbol atau angka lain, tetap saja tidak memiliki arti apapun. Karena meski ada dua angka nol, tetap saja hanya dibaca nol (0) bukan nol nol. Dalam operasi bilanganpun jika dua angka nol (0) digunakan, hasilnya pun akan sama dengan menggunakan satu angka nol (0), contohnya dalam operasi penjumlahan atau pengurangan. Tetap saja jika dijumlahkan atau dikurang dengan menggunakan 2 angka nol, hasilnya tetap bilangan itu sendiri.

1 + 00 = 1 biasanya ditulis 1 + 0 = 1

2 + 00 = 2 biasanya ditulis 2 + 0 = 2

Sama halnya dalam operasi perkalian atau pembagian, hasil dari angka-angka yang dibagi atau dikalikan dengan 2 angka nol akan menghasilkan angka 0. jadi dalam operasi bilangan, penulisan 2 angka nol dianggap kurang efektif sehingga tidak pernah digunakan.

1 x 00 = 0 biasanya ditulis 1 x 0 = 0

2 x 00 = 0 biasanya ditulis 2 x 0 = 0

Namun berbeda apabiladidampingi dengan adanya angka atau simbol seperti titik (.) dan koma (,). Jika ditambahkan titik (.) hanya memiliki arti pemisah antara nol yang satu dengan nol lainnya atau angka lain sebagai penanda ribuan, itupun tidak bisa dilakukan jika hanya memiliki dua angka nol saja tapi bisa dilakukan dengan kelipatan dua angka nol tersebut untuk menandakan ribuan, jutaan, dst.Contohnya :

10.000

1.000.000

Dua angka nol akan memiliki arti jika ada angka didepan atau dibelakangnya misalnya ada angka lain selain angka nol terletak didepannya akan memiliki arti ratusan contohnya angka 100 dan memiliki arti jika ada angka lain dibelakangnya dengan syarat menyertakan koma hingga dapat disebut bilangan desimal (00,25) namun tetap saja dua angka nol tersebut hanya dibaca atau yang dianggap ada hanya satunol (0,25) dan meskipun ada angka lain setelah dua angka nol desimal, biasanya orang-orang lebih memilih untuk membulatkannya atau bahkan dihilangkandan itu berlaku untuk angka-angka yang <5 namun, jika ada angka ≥ 5 bisa dibulatkan dan bertambah nilai 1 untuk angka didepannya. Contohnya :

0,25 menjadi 0,3

Namun, dalam penulisan matematika biasanya yang dilihat hanya dari dua angka dibelakang koma.

0,25 menjadi 0,25 (tetap)

Dengan demikian, dalam penggunaan koma (,) sebelum dua angka nol dalam pengoperasian bilangan tidak terlalu memiliki arti. Namun berbeda dengan penulisan koma sebelum dua angka nol (,00) dalam penulisan uang Indonesia.

  1. Sejarah Penamaan Rupiah

Meskipun banyak yang mengaitkan nama rupiah dengan rupee (mata uang India), namun sebenarnya nama rupiah diambil dari bahasa Mongolia yaitu rupia. Rupiah dalam bahasa Mongolia berarti perak, dimana sejarah uang adalah menggunakan emas dan perak.

Mata uang India atau rupee, sebenarnya memiliki arti yang sama yaitu perak. Baik mata uang Indonesia maupun India sama-sama mengambil kata dari bahasa Mongolia. Namun, dalam bahasa Mongolia, rupia tanpa disertai huruf ‘h’. Sedangkan rupiah adalah pelafalan asli orang Indonesia khususnya Jawa.

  1. Sejarah ORI atau Oeang Republik Indonesia

Pada masa awal-awal kemerdekaan, Indonesia belum menggunakan mata uang rupiah namun menggunakan mata uang yang disebut ORI. Meskipun penggunaan ORI berlangsung mulai tahun 1945-1449 namun baru syah diresmikan pemerintah pada 30 Oktober 1946.

ORI dicetak oleh Percetakan Canisius dengan bentuk dan desain yang sangat sederhana dan menggunakan pengaman serat halus. ORI juga merupakan mata uang yang memiliki nilai yang sangat rendah jika dibandingkan dengan uang-uang yangdikeluarkan oleh De Javasche Bank. Yang pada kenyataannya ORI merupakan uang langka yang seharusnya bernilai tinggi. ORI dicetak di Yogyakarta namun penggunaan luas di masyarakat selama peredarannya yang bertahan 4 tahun tersebut setidaknya dicetak selama lima kali.

  1. Tanggal Diresmikan Rupiah Sebagai Mata Uang RI

Rupiah diresmikan di Indonesia tepatnya pada 2 November 1949 (empat tahun setelah kemerdekaan) setelah sebelumnya pada tanggal 8 April 1947, gubernur provinsi Sumatera mengeluarkan rupiah Uang Republik Indonesia Provinsi Sumatera (URIPS). Meskipun pada saat itu rupiah sudah diresmikan, namun Kepulauan Riau dan Irian Barat mempunyai variasi rupiah sendiri tapi, penggunaannya dihapuskan pada tahun 1964 di Riau dan 1975 di Irian Barat

Apakah kalian tahu bagaimana cara menulis nilai mata uang dalam rupiah dengan benar?

Terlihat sepele, namun pada kenyataannya banyak dari kita yang mengalami kekeliruan dalam menulis nilai mata uang rupiah dengan baik dan benar. Penulisan mata uang rupiah, telah dibakukan dalam ejaan yang disempurnakan (EYD). Dengan demikian, dalam penulisannya maka seharusnya mengikuti kaidah-kaidah yang telah ditentukan.

Berdasarkan aturan ejaan yang disempurnakan, penulisan nilai mata uang rupiah yang benar yaitu rupiah yang disingkat menjadi Rp ditulis tanpa tanda titik dan spasi, kemudian tulis jumlah nominal angka uangnya, kemudian ditambahkan dua nol dibelakang koma. Dua digit nol dibelakang koma berfungsi untuk menunjukkan nilai desimal. Hal ini didasari pada nilai tukar antar mata uang. Contoh nilai tukar 1 dollar dengan rupiah yaitu Rp13.345,34. Dengan demikian, meski dalam sistem perbankan di negeri ini tidak dapat transfer dalam nilai nominal, namun suku bunga selalu menggunakan desimal dibelakang koma. sehingga nanti akan berlaku hukum pembulatan. Contoh penulisan nilai mata uang rupiah berdasarkan aturan EYD:

Rp4.000,00 benar

Rp.4.000,00 salah

(seharusnya tanpa titik pada penulisan Rp)

Rp 4.000,00 salah

(seharusnya tanpa spasi pada penulisan antara Rp dengan nominal angka)

Rp.4000 salah

(seharusnya ditambahkan dua nol di belakang jumlah nominal angka)

Jika nominal angka yang dituliskan terlalu besar dan merupakan bilangan bulat, maka dapat dikombinasikan dengan huruf. Seperti pada contoh berikut:

Rp4.000.000.000,00

dapat dikombinasikan menjadi Rp4Milyar.

Bilangan mata uang dapat ditulis dengan angka ataupun huruf. Penulisan bilangan dengan angka menggunakan tanda titik sebagai pemisah ribuan (thousands separator) dan tanda koma sebagai penanda desimal (decimal mark), misalnya Rp50.000,00. Angka yang menunjukkan bilangan utuh besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca, misalnya Rp50 ribu. Jika bilangan ditulis dengan huruf, lambang mata uang tidak dapat dipakai dan digunakan ejaan mata uang, misalnya lima puluh ribu rupiah tidak dapat ditulis Rp lima puluh ribu. Kedua cara penulisan bilangan (dengan angka atau dengan huruf) ini tidak perlu digunakan sekaligus, kecuali dalam dokumen resmi seperti akta atau kwitansi, misalnya, “Nilai kontrak ini adalah Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah).

Penggunaan tanda koma sebagai penanda desimal tampaknya kita warisi dari Belanda. Kaidah ini berkebalikan dengan kaidah yang diterapkan oleh beberapa negara lain di dunia, terutama Amerika Serikat, yang menggunakan tanda titik sebagai penanda desimal dan tanda koma sebagai pemisah ribuan. BIPM (Bureau international des poids et mesures), Biro Internasional Ukuran dan Timbanganorganisasi standar internasional yang memelihara Sistem Internasional Satuan (SI) menetapkan bahwa kedua kaidah ini dapat dipakai.

https://4.bp.blogspot.com/-5Q6dJKvFolk/V2gHLw0SbGI/AAAAAAAAAEQ/86DVBKrP3rkpYWAMDrQquEEi71ZurPFtACKgB/s320/rp.jpg https://4.bp.blogspot.com/-5Q6dJKvFolk/V2gHLw0SbGI/AAAAAAAAAEQ/86DVBKrP3rkpYWAMDrQquEEi71ZurPFtACKgB/s320/rp.jpg

"Rp" sebagai penanda mata uang rupiah sesungguhnya telah menjadi lambang bukan lagi singkatan seperti layaknya dsb., dll., dan tsb. yang memang wajib diikuti oleh tanda titik, dengan begitu, "Rp" tidak lagi menggunakan titik di belakangnya. Hal ini sama seperti lambang dolar ($) atau yen (¥) penggunaannya adalah tanpa diikuti oleh tanda titik (.). Sedangkan untuk "koma strip" (,-) seharusnya diganti dengan "koma nol nol" (,00), misalnya Rp1.000,00 yang menandakan tidak ada tambahan se-sen pun.

Dua angka desimal di belakang koma mungkin tidak berarti dalam penulisan nominal utuh pada zaman sekarang namun tidak demikian dengan zaman dahulu. Jika kita melihat sejarah uang indonesia. Meskipun nama rupiah adalah nama resminya untuk uang bangsa Indonesia, namun pada masyarakat khususnya zaman ibu dan nenek kita secara informal mereka juga seringkali menyebutnya dengan perak. Nilai perak adalah 1 rupiah dibagi menjadi 100 sen.Inilah beberapa uang dengan nilai dibawah rupiah, yaitu :

https://4.bp.blogspot.com/-mXLzRY88egA/V2gHOIQTaZI/AAAAAAAAAEg/igyn0M1I8w0rLT68KsHz4oXh2tBTGle4QCKgB/s320/Untitled.jpg https://4.bp.blogspot.com/-mXLzRY88egA/V2gHOIQTaZI/AAAAAAAAAEg/igyn0M1I8w0rLT68KsHz4oXh2tBTGle4QCKgB/s320/Untitled.jpg

Karena penurunan nilai rupiah, nilai sen sudah tidak digunakan lagi dalam transaksi sehari-hari, kecuali pada pencatatan di pembukuan bank. Jika ada uang logam pecahan 1 sen, 100 uang logam 1 sen hanya setara dengan Rp1,00. Jika nilai rupiah terus mengalami penurunan, bukan tidak mungkin uang pecahan Rp100,00 tidak beredar lagi. Tanda ,00 tersebut untuk mengakhiri angka utama. Gunanya untuk penegasan bahwa uang tersebut benar-benar bulat seribu rupiah tanpa adanya penambahan se-sen pun.

Namun, di zaman sekarang ini nominal uang dibawah Rp1 bahkan kurang dari Rp100 tidak bisa digunakan lagi dalam kegiatan sehari-hari seperti kegiatan jual beli atau tukar menukar barang dengan uang karena tidak adanya harga dari suatu barang yang dapat dibeli untuk digunakan atau dikonsumsi seharga kurang dari Rp100. Bahkan sekarang ini harga-harga terus naik karena adanya penurunan nilai rupiah, dan kegiatan lainnya yang menjadi penyebab penurunan perekonomi di Indonesia.

Dengan demikian, ,- digunakan sebagian orang karena diyakini tidak ada nominal uang dibawah Rp1. Jadi, ,- bisa digunakan dalam hal apapun kecuali dalam hal-hal yang bersifat formal seperti surat-surat kenegaraan.Aturan penulisan uang tersebut berlaku hanya untuk penulisan uang di Indonesia. Sedangkan untuk penulisan uang internasional, tanda mata uang rupiah tidak ditulis Rp, melainkan IDR. Letak penulisannya pun bukan di depan, melainkan dibelakang angka dengan diberi spasi antara angka dan tanda mata uang. Contohnya :

IDR 20.000 (Salah)

20.000 IDR (Benar)

Dari uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa ,00 bukanlah sebuah simbol dari suatu penulisan uang karena jika dilihat dari sejarah uang Indonesia, ada beberapa nominal uang di bawah Rp1 jadi ,00 merupakan penegasan bahwa uang tersebut benar-benar bulat seribu rupiah tanpa adanya penambahan se-sen pun. Boleh saja ,00 tidak digunakan karena uang dengan nominal dibawah Rp1 sudah tidak dapat digunakan lagi dalam kehidupan sehari-hari. Kecuali, dalam dokumen resmi seperti akta atau kwitansi.

Semoga tulisan ini bermanfaat dan berguna bagi kita semua, khususnya bagi pembaca. Sehingga pembaca dapat mengamalkan cara penulisan rupiah yang baik dan benar sesuai ejaan yang disempurnakan (EYD).

Add comment

Jl.Lingkar Utara Bekasi Kel. Perwira Kec. Bekasi Utara (sebelah BSI Kaliabang) Raya Bekasi KM.27 Pondok Ungu

Email : admin@smktarunabangsa.sch.id

Pengumuman

© 2024 SMK Taruna Bangsa Kota Bekasi. All Rights Reserved.